SISTEM PEMBAYARAN UPAH
1) Sistem Upah Menurut Waktu
Yang menentukan bahwa besar kecilnya upah yang akan dibayarkan kepada masing-masing tenaga kerja, tergantung pada banyak sedikitnya waktu kerja mereka bisa dihitung per jam, hari atau bukan.
Contoh :
Seorang tukang kayu bekerja selama satu minggu. Jika upah 1 hari adalah Rp5000,- maka upah yang diperoleh selama pekerjaan 1 minggu tersebut yaitu : Rp5000,- x 7 hari = Rp35.000,- %
Keuntungan sistem upah menurut waktu yaitu:
• Para tenaga kerja tidak perlu terburu-buru di dalam menjalan kan pekerjaan, karena banyak-sedikitnya unit yang mampu mereka selesaikan tidak terpengaruh pada besar-kecilnya upah yang mereka terima. Dengan demikian kualitas barang yang diproduksi akan dapat terjaga.
• Bagi para tenaga kerja yang kurang terampil, sistem upah ini dapat memberi ketenangan dalam bekerja, karena walaupun mereka kurang bisa menyelesaikan unit yang banyak, mereka akan tetap memperoleh upah yang sama dengan yang diterima oleh tenaga kerja lain.
• sistemnya sederhana
• mudah dalam pengawasan serta administrasi pembayaran kualitas hasil kerja dapat lebih baik, karena tenaga kerja tidak tergesa-gesa dalam bekerja
Kerugian sistem upah menurut waktu yaitu:
• Para tenaga kerja yang terampil akan mengalami kekecewaan, karena kelebihan mereka tidak dapat dimanfaatkan untuk memperoleh upah yang lebih besar dibandingkan para tenaga kerja yang kurang terampil, sehingga tenaga kerja yang terampil kurang bersemangat dalam bekerja.
• Adanya kecenderungan para pekerja untuk bekerja lamban, karena besar-kecilnya unit yang dihasilkan tidak berpengaruh pada besar-kecilnya upah yang mereka terima.
• semangat kerja rendah
• hasil kerja kurang
• pengusaha tidak mempunyai kepastian tentang kemampuan dan kemauan pekerja
• pekerja yang terampil dan yang kurang terampil memperoleh upah yang sama
2) Sistem Upah Menurut Unit Hasil
Yang menentukan besar-kecilnya upah yang diterima tenaga kerja , tergantung pada banyaknya unit yang dihasilkan. Semakin banyak unit yang dihasilkan , semakin banyak upah yang diterima. Atau pemberian upah akan ditentukan oleh banyaknya hasil produksi yang dapat dicapai oleh pekerja dalam waktu tertentu.
Contoh :
Seorang pemetik daun teh dalam 1 hari berhasil memetik sebanyak 10kg. Sedangkan upah untuk 1 kilo yaitu sebesar Rp2000, maka upah yang diperoleh dengan hasil tersebut yaitu :
Rp2000,- x 10kg = Rp20.000,-
Keuntungan sistem upah menurut unit hasil yaitu:
• Para tenaga kerja yang terampil akan mempunyai semangat kerja yang tinggi, dan akan menunjukkan kelebihan keterampilannya, karena besar-kecilnya unit yang dihasilkan akan menetukan besar-kecilnya upah yang akan mereka terima. Akibatnya produktivitas perusahaan meningkat.
• Adanya kecenderungan pekerja untuk bekerja labih semangat, agar memperoleh upah yang lebih besar.
• memberikan motivasi bagi pekerja
• pekerja yang terampil akan memperoleh upah yang tinggi
• pengusaha lebih mudah menghitung upah pekerja
• produktivitas pekerja akan semakin tinggi
• keuntungan perusahaan meningkat
Kerugian sistem upah menurut unit hasil yaitu:
• Para pekerja akan bekerja terburu-buru, sehingga kualitas barang kurang terjaga.
• Para pekerja yang kurang terampil akan selalu memperoleh upah yang rendah, akibatnya mereka kurang mempunyai semangat kerja.
• kualitas yang dihasilkan rendah
• biasanya terjadi persaingan yang tidak sehat antar pekerja
• upah yang diterima tidak pasti/berubah-ubah
• untuk memperoleh prestasi pekerja menggunakan banyak cara
• akan terjadi kelebihan produksi jika pemasaran produksi kurang baik
3) Sistem Upah Dengan Insentif,
Yang menentukan besar-kecilnya upah yang akan dibayarkan kepada masing-masing tenaga kerja tergantung pada waktu lamanya bekerja, jumlah unit yang dihasilkan ditambah dengan insentif (tambahan upah) yang besar-kecilnya didasarkan pada prestasi dan keterampilan kerja pegawai. Sistem upah dengan insentif sering dianggap sebagai gabungan antara sistem upah menurut waktu dengan sistem upah menurut unit hasil.
Sistem ini diharapkan akan memperoleh keuntungan dari kedua sistem tersebut. Namun sistem ini juga memilki kerugian, yaitu sistem ini memerlukan sistem administrasi yang rumit, sehingga memerlukan tambahan pegawai di bagian administrasi.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan tarif upah, yaitu dengan:
• Rata-rata tingkat upah. Penentuan tarif upah dalam suatu departemen atau pusat biaya dapat dilakukan dengan membuat estimasi jumlah pekerja dan tingkat upah, kemudian di hitung rata-rata upah.
• Rasio historis. Rasio historis antara jumlah upah yang dibayar dengan jumlah jam kerja langsung dalam suatu departemen dapat berubah bila kondisi berubah.
• Standar akuntansi. Penetapan tarif upah dapat sama dengan standar akuntansi biaya. Hal ini hanya dapat diterapkan jika perusahaan telah memakai sistem akuntansi biaya standar untuk upah, sehingga tidak perlu dibedakan antara standar dengan yang dianggarkan.
4) Upah borongan Pembayaran
Cara ini ditentukan berdasarkan kesepakatan antara para pekerja dengan orang yang memberikan pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai. Pemberian upah dengan cara borongan ini biasanya digunakan untuk pekerjaan yang sulit dihitung, misalnya membangun rumah dan sejenisnya.
Contoh :
Sebuah keluarga akan membangun sebuah rumah dengan melakukan kesepakatan dengan para pekerja. Misalnya saja untuk membangun rumah ukuran 9x10 meter menggunakan 8 orang pekerja yaitu kurang lebih upahnya senilai Rp2.400.000,-
Kelebihan
• memberikan dorongan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan secepatnya
• jenis pekerjaan dan upah sudah dapat diketahui
Kekurangan
• mutu kerja kurang karena hasil pekerjaan kurang teliti
• apabila terjadi salah perhitungan, pekerjaan akan terhenti di tegah jalan
5) Upah dengan Sistem Bonus
Upah bonus yaitu upah tambahan yang ditenima oleh pekerja disamping upah tetap yang bertujuan untuk merangsang pekerja agar bekerja lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Besar bonus ini akan tergantung dari keuntungan yang diterima perusahaan. Contoh :
Seorang salesman suatu perusahaan memperoleh gaji tetap sebanyak Rp300.000, - / bulan dan akan menerima tambahan bonus dari hasil penjualan sebanyak 10%.
Jika penjualan Rp1000.000,- maka upah yang diterima :
Rp300.000,- + (10% x Rp1000.000,-) = Rp300.000, - + Rp 100.000 = Rp400.000,-
Kelebihan
• produktivitas pekerja tinggi
• pekerja yang lebih terampil otomatis gajinya lebih besar
• memberikan dorongan agar pekerja dapat bekerja lebih giat
Kekurangan
• kegiatan pekerja cenderung berebihan
• hasil pekerjaan biasanya kurang teliti
• pekerja kurang memperhatikan keselamatan kerja
6) Upah dengan Sistem Mitra Usaha
Selain mendapat upah tetap, para pekerja juga mendapatkan bonus secara bersama-sama melalui organisasi pekerjaannya dari perusahaan dalam bentuk saham. Dengan kata lain, pekerja merupakan mitra usaha perusahaan.
Contoh :
Setiap pegawai akan menerima sejumlah saham berdasarkan prestasinya.
Kelebihan
• selain menerima upah tetap
• pekerja juga menerima bonus berupa saham
Kekurangan
• apabila perusahaan rugi pekerja ikut menanggung kerugian
7) Upah indeks/skala/sliding scale
Upah dimana besarnya tergantung pada naik turunnya hasil penjualan produk perusahaan dan biaya hidup pekerja.
Contoh :
Jika hasil penjuakan produk dari suatu perusahaan menurun, maka upah pekerja akan berkurang.
Kelebihan
• apabila perusahaan menerapkan sistem ini dengan pasti maka keejahteraan karyawan akan terjamin dengan gaji yang diterima
Kekurangan
• perusahaan sering menunda-nunda pemberian upah pada saat harga-harga mahal
• perusahaan kecil kebih sulit untuk menaikkan upah karena tidak mempunyai cadangan dana yang cukup
Demikianlah informasi mengenai macam maca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar